Bukan kemunafikan kalau saya tidak menargetkan IPK tinggi semasa kuliah. Jauh di dalam benak dan jiwaku semenjak SMU tertanam prinsip "Nilai Bukanlah Segalanya, belajar bukan untuk nilai". Target nilai IPK saya saat itu adalah 2,75. Bukan nilai yang tinggi, dan bukan pula nilai murahan yang bisa di raih tiap insan. Ini bukan syarat untuk bekal bekerja, bukan syarat yang ditentukan oleh kedua orangtua saya, apalagi syarat yang diharuskan oleh Universitas di mana saya kuliah. Syarat itu adalah target saya, bukan target siapa-siapa, dan bukan target untuk apa-apa. Saya hanya belajar menanamkan tanggung jawab untuk diri saya sendiri.
Alasan-alasan utama saya memilih angka 2.75 adalah:
Saat itu saya mengambil jurusan FISIKA Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Salah satu jurusan yang mungkin kurang di gemari dan dihargai oleh masyarakat Indonesia. Saya menempuh masa kuliah saya selama kurang dari 4 tahun. Tidak jarang saya mendapatkan nilai jelek seperti mahasiswa lainnya. Ada beberapa matakuliah yang tidak saya senangi, dan saya sering mendapatkan nilai buruk untuk matakuliah yang tidak saya senangi. Saya selalu mempertahankan apa yang saya senangi dan berusaha fairplay untuk matakuliah yang tidak saya senangi. Saya telah mengatur matakuliah apa yang akan saya ambil di semester-semester berikutnya, dan pada semester yang mana saya akan mengambil matakuliah tersebut. Mengingat saya meiliki target maka saya harus punya planing dan tentu saja antisipasi yang sigap. Tiap semester,saya pasti kelabakan menghitung nilai yang sudah terkumpul, dan menargetkan nilai apa yang harus saya raih untuk semester berikutnya.
Saya melakukan perbaikan matakuliah di SP (Semester Pendek). Saya hanya melakukan 1 kali pengulangan matakuliah di semester wajib saya. Saya hanya mengambil 4 matakuliah di SP saat
saya kuliah dulu, 2 matakuliah sejumlah 5 SKS untuk perbaikan, 3 SKS KKN, dan satu matakuliah sejumlah 2 SKS untuk semester depan. Saya hanya mengulang matakuliah yang saya anggap dapat saya ulang dengan harapan dapat diperbaiki nilainya sesuai dengan kemampuan saya, dan saya tidak akan mengulang matakuliah yang memang tidak sanggup saya ulang. Maka dari itu, di transkript nilai saya, ada 2 "Nilai D". Dari sini, saya dapat belajar mengukur diri, dan mencari minat dan bakat saya saat kuliah.
Kuliah bukan semata-mata belajar, ujian, dan dapat nilai bagus bagi saya. Tapi kuliah merupakan tempat untuk mencari pengalaman, baik pendidikan formal dan non formal.
Alasan-alasan utama saya memilih angka 2.75 adalah:
- Karena saya tidak ingin membebankan biaya kuliah lagi kepada orangtua saya.
- Karena saya tidak ingin munafik meraih nilai yang tinggi, kalau lebih tinggi dari 2,75 syukur alhamdulilah
- Karena saya ingin ada tantangan, tidak sekedar mendapat nilai atau lulus saja.
- Saya butuh waktu di luar pendidikan formal saya.
Saat itu saya mengambil jurusan FISIKA Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Salah satu jurusan yang mungkin kurang di gemari dan dihargai oleh masyarakat Indonesia. Saya menempuh masa kuliah saya selama kurang dari 4 tahun. Tidak jarang saya mendapatkan nilai jelek seperti mahasiswa lainnya. Ada beberapa matakuliah yang tidak saya senangi, dan saya sering mendapatkan nilai buruk untuk matakuliah yang tidak saya senangi. Saya selalu mempertahankan apa yang saya senangi dan berusaha fairplay untuk matakuliah yang tidak saya senangi. Saya telah mengatur matakuliah apa yang akan saya ambil di semester-semester berikutnya, dan pada semester yang mana saya akan mengambil matakuliah tersebut. Mengingat saya meiliki target maka saya harus punya planing dan tentu saja antisipasi yang sigap. Tiap semester,saya pasti kelabakan menghitung nilai yang sudah terkumpul, dan menargetkan nilai apa yang harus saya raih untuk semester berikutnya.
Saya melakukan perbaikan matakuliah di SP (Semester Pendek). Saya hanya melakukan 1 kali pengulangan matakuliah di semester wajib saya. Saya hanya mengambil 4 matakuliah di SP saat
saya kuliah dulu, 2 matakuliah sejumlah 5 SKS untuk perbaikan, 3 SKS KKN, dan satu matakuliah sejumlah 2 SKS untuk semester depan. Saya hanya mengulang matakuliah yang saya anggap dapat saya ulang dengan harapan dapat diperbaiki nilainya sesuai dengan kemampuan saya, dan saya tidak akan mengulang matakuliah yang memang tidak sanggup saya ulang. Maka dari itu, di transkript nilai saya, ada 2 "Nilai D". Dari sini, saya dapat belajar mengukur diri, dan mencari minat dan bakat saya saat kuliah.
Kuliah bukan semata-mata belajar, ujian, dan dapat nilai bagus bagi saya. Tapi kuliah merupakan tempat untuk mencari pengalaman, baik pendidikan formal dan non formal.